Lab ELDA I

Pembaruan terakhir: 7 Oktober 2022.

  1. Urutan Meja Praktik
  2. Analogi tegangan listrik, arus listrik, dan resistansi listrik [data.sunupradana.my.id]
  3. Arus konvensional dan arus elektron [data.sunupradana.my.id]
  4. Prinsip Umum Praktikum Lab Elda I
  5. Sistem Alat Praktik Laboratorium Elektronika Daya
  6. Tambahan Keterangan Untuk Operasi DMM
  7. Lebih Hati-Hati Mempergunakan DMM Fluke 179 Milik Lab
  8. Video singkat tentang DMM [eldacepat.tumblr.com]
  9. Video pendek dasar penggunaan oscilloscope [eldacepat.tumblr.com]
  10. Manual Alat Ukur Laboratorium Elektronika Daya
  11. Dasar Pengawalan Penggunaan DSO GW INSTEK GDS-2104A
  12. Cara Melakukan Signal Filtering Pada DSO GW INSTEK GDS-2104A
  13. Uji Peralatan Lab Elda Semester 5 Rotasi Satu Tahun 2016
  14. Diode Diodes 6A10 HW 1P LTspice [data.sunupradana.my.id]
  15. Perbandingan DC & AC coupling dengan simulasi LTspice [data.sunupradana.my.id]
  16. Dasar KVL di ELDA [data.sunupradana.my.id]
  17. Panduan singkat IMRaD untuk laporan Lab ELDA [eldacepat.tumblr.com]
  18. Fase atau fasa? [data.sunupradana.my.id]
  19. Contoh cuplikan ketikan yang mempergunakan equation
  20. Desimal & “Alignment” (Lab Elda)
  21. Contoh singkat tulisan dengan gaya kutipan IEEE
  22. Contoh kutipan gaya IEEE dengan nomor halaman
  23. Contoh penggunaan https://zbib.org/
  24. Contoh penggunaan Zotero
  25. Kata-kata yang tetap ditulis huruf kecil
  26. Penulisan (subjek) email [data.sunupradana.my.id]
  27. Penamaan pungtuasi, tanda baca, karakter, simbol [data.sunupradana.my.id]
  28. “Job 1″/Tugas 01 Lab Elda I [MyBin]
  29. “Job 2″/Tugas 02 Lab Elda I [MyBin]
  30. “Job 3″/Tugas 03 Lab Elda I [My Bin]
  31. “Job 4″/Tugas 04 Lab Elda I [My Bin]
  32. Contoh pengerjaan percobaan penyearah jembatan Graetz

Prinsip Umum Praktikum Lab Elda I

Pembaruan terakhir: 07.12, 6 September 2022.

Sebagaimana umumnya kegiatan engineering selalu ada penyesuaian dalam pelaksanaan dengan mempertimbangkan beberapa faktor. Begitu pula untuk kegiatan pendidikan, praktik di Laboratorium Elektronika Daya I. Namun demikian ada beberapa hal yang penjadi prinsip dasar dalam kegiatan praktikum di Lab Elda I.

  1. Instruktur terutama akan berusaha menjaga keselamatan manusia dan sistem peralatan.

  2. Praktikan adalah yang paling berkepentingan untuk belajar dengan baik sebelum melaksanakan kegiatan praktik, agar praktikum berhasil dilakukan dengan hasil optimal.

  3. Kesiapan dan hasil belajar praktikan akan terlihat dalam pelaksanaan praktikum, dan dijadikan bagian dari penilaian. Untuk periode ini, ujian akhir semester masih belum perlu dilakukan.

  4. Mahasiswa yang memiliki kondisi medis tertentu dan (terutama) dalam perawatan rutin dokter/rumah sakit hendaknya segera memberitahu kepada para instruktur dan kemudian kepada Kaprodi masing-masing. Pemberitahuan jangan sampai ditunda, apalagi sampai akhir semester.

  5. Mahasiswa praktikan memakai jas lab dan tidak berambut gondrong/panjang (bagi mahasiswa pria), sesuaikan dengan kewajaran untuk mahasiswa politeknik. Selama jam pelajaran Lab ELDA, mahasiswa praktikan Lab ELDA tidak merokok/vaping di sekitar lingkungan Lab ELDA. Juga hendaknya menjaga ketertiban dan tidak berteriak/bersuara keras di lingkungan laboratorium.  Pengaturan ini dapat dibatalkan jika ada keputusan dari jenjang yang lebih tinggi.
     
  6. Jangan meninggalkan barang berharga seperti uang, dompet, ‘hape’, laptop di luar ruangan lab. Tetapi tas tidak boleh dibawa masuk ke dalam ruangan, atur dari rumah agar tidak perlu membawa tas masuk ke dalam ruangan.

  7. Saat memulai praktik, semua sistem alat dalam keadaan off kecuali dinyatakan lain oleh instruktur atau diberikan pengarahan sebelumnya.

  8. Saat mengakhiri praktik, semua sistem alat dalam keadaan off kecuali dinyatakan lain oleh instruktur atau diberikan pengarahan sebelumnya. 

  9. Saat mengakhiri praktik, semua sistem alat dan wiring (pengabelan) dalam keadaan sama seperti kondisi awal saat diterima oleh praktikan. Kecuali dinyatakan lain oleh instruktur atau diberikan pengarahan sebelumnya.

  10. Patuhi batas-batas kemampuan alat. Lihat di datasheet, user manual, atau dokumen sejenis. Misalnya batas tegangan maksimal untuk input.

  11. Cara mengukur tegangan dengan DMM (Digital Multimeter) adalah paralel terhadap node-node yang akan diukur. Karena itu, atur agar konektor kabel-kabel pengukuran di DMM untuk voltmeter tidak berada di urutan bawah tumpukan (sebelum) posisi konektor kabel yang lain. Agar mudah saat melepas dan memasang konektor tanpa mengganggu konektor yang lain, konektor kabel DMM dipasang di posisi paling akhir tumpukan (stack).

  12. Untuk pemindahan posisi pengukuran DMM yang dipakai untuk pengukuran tegangan, umumnya catu daya dan sistem tidak harus dimatikan. Tetapi untuk pengukuran arus dengan DMM, posisi pengukuran adalah seri terhadap yang diukur. Maka sebaiknya sistem dimatikan terlebih dahulu sebelum DMM yang dipakai untuk mengukur arus bisa dialihkan untuk mengukur bagian rangkaian/sistem yang lain. Terutama untuk arus besar dan beban induktif dengan nilai yang signifikan. Dalam beberapa kasus, untuk tegangan sangat rendah dan aman dengan nilai arus sangat kecil serta beban resistor, instruktur dapat memindahkan DMM tanpa perlu mematikan sistem.

  13. Lakukan pemeriksaan pengabelan/wiring pada sistem dengan membandingkannya dengan skema rangkaian (schematic). Lakukan simulasi mengurutkan aliran sinyal/energi listrik dari sumber ke beban sampai kembali ke sumber. Setelah proses pemeriksaan kabel untuk aliran energi listrik selesai, lanjutkan dengan pemeriksaan posisi kabel-kabel dan probe untuk alat ukur.

  14. Jika terjadi anomali, kondisi yang seharusnya tidak terjadi berdasarkan pengetahuan teori yang telah dipelajari, segera laporkan ke instruktur.

  15. Periksa attenuation, baik pada posisi sakelar fisik di probe maupun pengaturan di software di oscilloscope. Pastikan nilainya sesuai untuk percobaan yang akan dilakukan.

  16. Kecuali diarahkan berbeda oleh instruktur, untuk tampilan gelombang (sinyal) di DSO (Digital Storage Oscilloscope) yang terpenting adalah kejelasan tampilan. Nilai volt/div dan time/div di panduan praktikum hanya dijadikan panduan, nilainya boleh disesuaikan selama diperoleh tampilan gelombang yang lebih baik.

    Pastikan tiap mengambil gambar, tampilan menu layar dalam keadaan “bersih” dari menu untuk operasi. Cara membersihkannya adalah dengan menekan tombol “Menu Off” satu kali atau beberapa kali sampai tampilan menu pilihan untuk operasi di bagian bawah layar atau samping kanan (vertikal) layar tidak lagi tampak.

  17. Secara umum tampilan sinyal (gelombang) tidak boleh bersinggungan (apalagi berpotongan) dengan sinyal lain. Kecuali untuk membandingkan semua sinyal yang seharusnya serupa, maka pengaturannya akan disampaikan oleh instruktur. Contohnya adalah tampilan 3 sinyal masukan tegangan tiga fase dengan posisi origin vertikal semua di titik 0 Volt.

  18. Penyimpanan data gambar di oscilloscope untuk kepentingan praktik menggunakan media penyimpanan USB drive (flash drive/flash disk). Penting untuk diingat agar berhati-hati saat hendak menyimpan gambar di port USB. Jangan sampai merusak port USB. Jangan memaksa memasukkan “flash drive”, tukar/balik posisi “flash drive” agar bisa masuk.

    Setelah melakukan penyimpanan data di USB drive (flash drive/flash disk), lakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa data sudah tersimpan dengan baik dan dapat dibaca kembali. Pergunakan laptop atau smart phone yang sesuai untuk keperluan itu. Hal ini penting dilakukan untuk setiap awal pengambilan data.

  19. Jika memang memungkinkan, usahakan sebisa mungkin agar tiap kelompok membawa setidaknya 2 laptop.

  20. Sebaiknya setiap mahasiswa membawa USB drive (flash drive/flash disk). Setidaknya, minimal untuk satu kelompok membawa 2 USB drive, sebagai antisipasi jika salah satunya tidak dapat menyimpan data.

  21. Jika terdapat gangguan pada sistem penyimpanan USB di oscillocope maka data untuk praktikan di meja praktik itu bisa mempergunakan data dari meja yang lain. Praktikan di tempat yang oscilloscope-nya mengalami gangguan bisa praktik menyimpan gambar di sistem alat lain jika praktik di tempat itu sudah selesai dengan baik.

  22. Untuk oscilloscope, jangan sampai pernah menekan tombol default. Kecuali memang secara eksplisit dengan jelas diminta oleh instruktur.

    Gambar 1.

  23. Dalam laporan praktik untuk Lab Elda, gunakan tanda titik (period) sebagai tanda pemisah desimal, bukan tanda koma. Perlu diingat untuk laporan akademik lain, seperti tugas akhir dan skripsi, tanda pemisah desimal yang dipergunakan untuk format bahasa Indonesia adalah tanda koma (bukan tanda titik).

  24. Jangan meninggalkan sampah setelah kegiatan praktik. Periksa ulang barang-barang yang dibawa, jangan sampai tertinggal. Setiap kali kelompok/kelas masuk, perhatikan dan cari jika ada sampah (seperti bungkus permen, kertas) atau pulpen di sekitar meja praktik, di kursi/bangku dan di lantai. Segera laporkan ke instruktur untuk kemudian bisa Anda bersihkan. Jika kemudian ditemui adanya sampah setelah Anda praktik, maka nilai Anda, kelompok, atau bahkan satu kelas bisa dikurangi oleh instruktur.

  25. Jangan melakukan coret-coret meja, dinding, maupun peralatan lab.

  26. Pelihara keberlangsungan lab. Beberapa kakak tingkat telah melakukan pengecatan pinggir meja untuk merawat lab. Jangan dikotori/dirusak lagi.

  27. Mode penyampaian informasi di Lab Elda diseimbangkan, dari lisan yang sebelumnya dominan menjadi tulisan. Berdasarkan pengalaman dari tugas akhir dan skripsi, minat belajar mahasiswa ternyata perlu ditingkatkan. Terutama kemauan dan kemampuan untuk membaca. Karena itu perlu pembiasaan untuk mencari bahan dan membacanya dengan baik.

  28. Mintalah sebanyak mungkin contoh tugas dan laporan dari angkatan sebelumnya. Laporan-laporan itu tentu saja belum tentu benar, tetapi perlu sebagai pembanding.

  29. Untuk rangkaian, termasuk untuk teori selalu diasumsikan mempergunakan penandaan arah arus berupa arah arus konvensional bukan arah arus elektron. Harap berhati-hati jika melakukan pengutipan untuk bagian teori.


Gambar 2.

Foto di Gambar 2 menunjukkan sistem modul alat untuk praktikum ‘Job 1’. Penanda 1 adalah DMM (Digital Multimeter) Sanwa CD772 yang dalam praktikum dipakai untuk mengukur tegangan. Penanda 2 adalah DMM Fluke 179 yang dalam praktik dipakai untuk mengukur nilai arus. Penanda 3 adalah DSO (Digital Storage Oscilloscope). Penanda 4 adalah tempat fuse di catu daya utama untuk praktikum. Penanda 5 adalah push button darurat. Penanda 6 adalah knob untuk mengatur nilai tegangan catu daya. Penanda 7 adalah tempat terminal untuk pengabelan modul praktikum. Penanda 8 adalah kotak modul diode.

Gambar 3.

Gambar 3 adalah diagram pengabelan untuk ‘Job 1’ (posisi penanda 7 di Gambar 2).

Gambar 4.

Pada Gambar 2, penanda 4 adalah tempat fuse (sekring) yang jika dibuka akan tampak seperti Gambar 4. Tempat fuse dapat dibuka jika perlu melakukan troubleshooting saat terjadi kerusakan. Praktikan dapat membuka tempat sekring (fuse holder) dengan cara menariknya dalam arah horizontal dengan “kekuatan” yang secukupnya saja. Untuk praktikan, melaporlah terlebih dahulu kepada instruktur untuk mendapat izin sebelum membuka kotak sekring. Setiap komponen/alat elektronik (maupun ‘elektrikal’) yang beroperasi akan dapat rusak dengan sendirinya seiring dengan waktu. Informasi mengenai hal semacam ini dapat dicari dengan keywords konsep derating. Namun, di Lab Elektronika Daya (Elda) yang lebih sering terjadi adalah kerusakan akibat kesalahan operasi. Oleh karena itu, kotak alat praktik diode dibangun dengan filosofi agar mahasiswa dapat lebih mandiri untuk melakukan praktik. Dengan asumsi, bahwa praktikan sudah cukup mempelajari pengetahuan yang diperlukan untuk praktik. Meskipun begitu, komponen fuse catu daya utama akan tetap rusak jika ternyata praktikan sama sekali tidak mau belajar dengan cukup, sebelum melakukan praktik.

Gambar 5.

Tombol emergency atau emergency push button seperti pada Gambar 5 dioperasikan hanya saat terjadi kondisi bahaya atau risiko bahayanya. Caranya adalah dengan melakukan penekanan/dorongan pada tombol. Cara mengembalikan kembali ke kondisi siap operasi adalah dengan melakukan putar-kanan lalu lepas pada tombol tersebut.

Gambar 6. Voltage knob.

Pengaturan tegangan keluaran pada catu daya utama adalah dengan memutar knob yang wujudnya terlihat seperti pada Gambar 6. Putar dari 0% sampai 100%, tergantung pengaturan dan keperluan. Baca dan sesuaikan dengan panduan praktik tiap percobaan (job). Semakin mendekati nilai sasaran, putarlah dengan lebih pelan agar tidak sampai melampaui (overshoot). Sebelumnya pastikan DMM terhubung dengan baik ke sistem dan dalam mode tegangan (voltmeter). Pastikan pula mode pengukurannya sudah sesuai, misalnya pada mode AC atau DC (tergantung dari panduan job). Saat menaikkan atau menurunkan tegangan, lakukan sambil tetap memperhatikan nilai pengukuran tegangan di DMM. Usahakan untuk dapat selalu melihat nilai tegangan operasi secara real time saat mengubah parameter operasi sistem.

Ketika telah mengakhiri praktik, cara mematikan sistem dimulai dengan menurunkan tegangan masukan sistem di catu daya. Atur voltage knob seperti di Gambar 6, kembali ke posisi 0%. Kemudian matikan MCB dengan menurunkan tuas/pengungkit (lever) secara perlahan. Usahakan jangan sampai terjadi hentakan tuas di MCB saat mematikan. Jika belum terbiasa, gunakan dua tangan.  

Jika perlu untuk melihat kembali panduan mengenai DMM, dapat melihat artikel “Tambahan keterangan untuk operasi DMM“. Untuk lebih lengkap bisa melihat kembali artikel berikut “Manual alat ukur laboratorium elektronika daya“. Demi keamanan, kelancaran, dan kemudahan praktikan, baca juga “Lebih hati-hati mempergunakan DMM Fluke 179 milik lab“.

Rutin pengawalan di Laboratorium Elektronika Daya bisa dilihat di link YouTube berikut ini. Untuk mengingatkan kembali mengenai penggunaan oscilloscope, silakan menyaksikan video berikut ini. Beberapa video lain; menghidupkan kanal (channel) di oscilloscope, pengaturan volt/div, penggunaan position knob, pengaturan time/div.

Desimal & “Alignment” (Lab Elda)

Artikel ini saya bagi ke dalam tiga bagian. Pertama tentang penggunaan tanda pemisah desimal dan kedua tentang penggunaan alignment, dan yang ketiga merupakan bagian tambahan.

A. Pemisah Desimal

Perlu dipahami bahwa umumnya pemisah desimal terbagi atas dua jenis. Yang mempergunakan tanda titik (period/decimal point) dan tanda koma (comma/decimal comma) sebagai pemisah. Negara-negara seperti U.S.A, U.K., Australia, New Zealand mempergunakan decimal point. Sementara banyak negara lain seperti Indonesia mempergunakan tanda koma sebagai pemisah desimal.

Untuk laporan di Laboratorium Elektronika Daya (yang saya ampu), sampai hari ini mempergunakan pemisah titik (period/decimal point). Tetapi perlu diingat bahwa untuk pengerjaan tugas akhir dan skripsi harus mempergunakan pemisah berupa tanda koma dan bukan titik.

Untuk memahami sumber-sumber untuk dikutip, periksa terlebih dahulu apakah mengikuti pola penulisan dengan decimal point ataukah decimal comma. Mengingat banyak sekali sumber pengetahuan primer yang berasal dari negara-negara berbahasa Inggris dengan budaya yang hampir sama (anglophone), terutama Amerika Serikat dan Inggris. Mahasiswa diharapkan sudah terbiasa mengenal dan mempergunakan kedua pola penulisan desimal tanpa kesulitan berarti.

B. Alignment

Bagian kedua tulisan ini adalah mengenai format pengetikan, penyelarasan (alignment) tepi kiri dan tepi kanan. Ada beberapa bentuk yang umum dipergunakan, dua yang paling umum akan disampaikan di sini. Yang pertama adalah left alignment / left-aligned / rag right / ragged-right / flush left. Yang kedua adalah justify / justified alignment / full justification.

Untuk laporan praktik Laboratorium Elektronika Daya, format pengetikan yang dipakai adalah justified alignment/rata kiri dan kanan. Bentuk pengaturan seperti ini adalah yang banyak dipakai di dokumen resmi termasuk laporan akademik. Begitu pula dipakai untuk buku-buku dan makalah jurnal di luar dan dalam negeri. Karena itu format ini yang dipakai di Lab Elda. Tetapi sebagai pengetahuan, kita perlu lebih memahami mengenai kedua format yang banyak dipakai ini. 

Sebagian besar ketikan pada artikel yang saya buat mengikuti pola format rata kiri (left alignment). Format penulisan (pengetikan) seperti ini banyak ditemui di bahan bacaan di Internet yang berbasis HTML. Sebagai pembanding dapat dilihat format pengetikan di beberapa situs berikut:

  • Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Power Electronics Society (PELS) About
  • IEC The world of electricity: 1820-1904
  • American Society for Engineering Education (ASEE) at 125
  • https://www.eecs.mit.edu/news-events/media/katrina-lacurts-awarded-inaugural-soe-distinguished-educator-award

Format left alignment umumnya disukai oleh para pembaca aktif. Karena dengan jarak antar kata yang tetap dan tepi kanan yang tidak selalu sama antar baris, maka akan lebih mudah dibaca (readability) untuk bahan bacaan yang panjang. Pembaca juga akan lebih mudah untuk menemukan pembeda antar bagian tulisan karena tepi kanan yang justru tidak rata.

Format penulisan justified umumnya dipergunakan untuk buku dan materi bacaan yang dicetak. Dengan tampilan tiap paragraf yang rata kiri dan rata kanan seperti kotak, format justified akan tampak lebih rapi terutama untuk dokumen formal. Sekalipun seabagai resikonya, terdapat trade-off yaitu jarak antar kata tidak lagi dapat dijaga tetap sama. Begitu pula jarak antar kata bisa menjadi sangat lebar yang sering disebut sebagai “rivers of white space“, terutama di akhir paragraf. Karena itu biasanya buku-buku diedit oleh para profesional dengan menggunakan pemenggalan suku kata (hyphenate) yang dicirikan oleh adanya tanda hubung di sisi kanan ketikan.

F. Petruzella, Electric Motors and Control Systems, 1st edition. McGraw-Hill Education, 2009.



Berikut beberapa contoh keterangan dengan gambar:

Pada gambar berikut dapat dilihat bahwa jarak (spacing) antar kata untuk format justified tidak selalu sama.

https://www.smashingmagazine.com/2011/08/mind-your-en-and-em-dashes-typographic-etiquette/

Berikut beberapa kutipan langsung yang secara singkat dapat memberikan gambaran mengenai beberapa aspek pemilihan format pengetikan/penulisan.

“When justified alignment is used in books or magazines, there are people that go through each page and manually adjust the spacing to get rid of any of those awkward spacings and even add hyphens if necessary. This is completely unreasonable to do on a website, there are just too many different screen sizes, screen resolutions, and zoom levels to have justified text on a website without having awkward alignment for at least someone.

Why are books and magazines fully justified?

Books and magazines are by far the most common source of justified text out there. They love using justified text because it looks more visually appealing, and looks more professional.

It can even save on printing costs due to the pages saved in making sure each line of text is used to its full width.

Each line of a book or magazine usually have enough words so that the problems of justified alignment don’t happen. Each line of text in a book typically has around 60 characters per line, which is about 10 words per line. This enables books to have the visual appeal of justified text, and the user experience of left-justified text.”

~ https://thewebsitearchitect.com/does-center-aligned-text-matter-for-accessibility/

 

“Left is the most popular and default text alignment. Its the best for readability and user experience because of the way our eyes read.”

~ https://thewebsitearchitect.com/does-center-aligned-text-matter-for-accessibility/

 

“You’ll still see large blocks of justified text in certain magazines and books (and of course newspapers). Notice how the negative space forms Rivers (when your eyes connect the spaces into paths that distract from the information) and scattered gaps because the text is forced to fill the margins.

Rivers are distracting and unnecessary. That’s why it’s best to use Left Align for paragraphs of text.”

~ https://www.shutterstock.com/blog/justify-vs-align-guide-to-type-alignment

 

Here are some tips for achieving smooth, readable justification:

+ The more words that fit on a line, the fewer problems you’ll have. Achieve this by making the line length a bit longer, or by reducing the point size of your type, even if only by a fraction.

+ If necessary, edit the text itself to fix lines that are too open or too tight. Try to reduce the number of lines with hyphenated endings, particularly if there are more than two in a row. It’s always possible to substitute short words for longer ones or trim convoluted sentences–your copywriter may welcome the chance to improve the writing, as well as the design!

+ Become familiar with your software’s hyphenation and justification (H&J) settings. You can usually adjust the word and character spacing parameters, as well as hyphenation preferences.

~ https://www.fonts.com/content/learning/fontology/level-2/text-typography/justified-type

 

“If someone insists that fully justified text is better than left-aligned text, tell them they are wrong. If someone else tells you that left-aligned text is better than justified text, tell them they are wrong.

If they are both wrong, then what’s right? Alignment is only a small piece of the puzzle. What works for one design might be inappropriate for another layout. As with all layouts, it depends on the purpose of the piece, the audience and its expectations, the fonts, the margins, and white space, and other elements on the page. The most appropriate choice is the alignment that works for that particular design.”

~ https://www.lifewire.com/text-alignment-tips-1074943

 

“Browsers never render justified text as expected. They don’t have the necessary algorithms to properly set the spacing between words and even individual letters. Making a text justified might make your designs look coherent in the design software but it never displays like that in real life. In a browser justified text often creates gaps between words and it looks odd.”

~ https://bootcamp.uxdesign.cc/5-tips-to-become-a-typography-pro-199308173159

 

Bacaan lebih lanjut:

Keywords: experiencing (UX),user interface design (UI), readability, spacing, alignment, rag right, justified, hyphenate, hyphenation, hyphenated, 

 

C. Tambahan


Untuk mengetahui filosofi dan inti/dasar dari suatu laporan percobaan laboratorium untuk bidang engineering maka menarik untuk mempelajari yang diungkapkan oleh Robert Irish dalam bukunya berikut ini.

R. Irish, Writing in Engineering: A Brief Guide (Short Guides to Writing in the Discipline), 1st ed. Oxford University Press, 2016.

#fairUse #educationalPurposes

D. Kmiec and B. Longo, The IEEE Guide to Writing in the Engineering and Technical Fields. Wiley-Interscience; Wiley-IEEE Press, 2017.
 
 
#fairUse #educationalPurposes

L. Finkelstein, Pocket Book of Technical Writing for Engineers & Scientists (McGraw-Hill’s Best: Basic Engineering Series and Tools) 3rd (Third) Edition. McGraw-Hill Science/Engineering/Math, 2007.

#fairUse #educationalPurposes

E. J. Rothwell and M. J. Cloud, Engineering Writing by Design: Creating Formal Documents of Lasting Value, Second Edition, 2nd ed. CRC Press, 2020.

#fairUse #educationalPurposes

Salah satu tantangan dalam memeriksa pekerjaan kita sendiri adalah justru karena kita terlalu akrab dengan yang kita kerjakan sendiri. Alih-alih benar-benar membaca apa yang tertulis, kita ‘membaca’ dari ingatan kita tentang apa yang kita ingat saat kita ‘membaca’. Karena itu tidak aneh jika ditemui bahwa yang tertulis berbeda dengan yang kita anggap kita baca. Hal ini bisa disebut sebagai ‘memory reading‘.

H. Silyn-Roberts, Writing for Science and Engineering: Papers, Presentations and Reports (Elsevier Insights), 2nd ed. Elsevier, 2012.

#fairUse #educationalPurposes

Sebagaimana isi kutipan, solusinya antara lain adalah dengan meminta orang lain membaca (memeriksa) hasil pekerjaan kita. Terutama orang yang belum pernah membaca atau belum akrab dengan hasil pekerjaan kita. Termasuk untuk laporan percobaan laboratorium, tugas akhir, dan skripsi.


Sebagai tambahan, berikut beberapa dokumen yang dapat dijadikan sebagai pembanding untuk mengerjakan (menyusun) laporan praktikum laboratorium secara umum.

Beberapa contoh laboratory handbook, laboratory report guide (dan sejenisnya) sebagai pembanding, dapat dilihat di sini:

IEEE style:

KBBI-PUEBI:

Sumber gambar: https://worldnewsera.com/news/education/5-tips-to-improve-your-academic-writing/

 

Tambahan keterangan untuk operasi DMM

Jika DMM (Digital Multimeter) tidak dipegunakan dalam selang waktu tertentu, maka biasanya akan mati dengan sendirinya (auto-off). Sudah cukup banyak DMM yang memiliki fasilitas ini untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya energi yang umumnya berasal dari sel/baterai. Setelah DMM dalam kondisi sleep, untuk mengaktifkannya kembali antara lain bisa dengan cara mengubah posisi selektor. Tetapi cara lain yang lebih mudah adalah dengan menekan tombol select (penanda 1) pada DMM Sanwa yang berwarna hijau atau penanda 2 pada DMM Fluke yang berwarna kuning di Gambar 1.

Gambar 1.

Pada DMM Sanwa, indikator tipe tegangan bisa dilihat di posisi pada penanda 3 (sedang menunjukkan mode  pengukuran tegangan AC). Sedangkan untuk DMM Fluke mode operasi dapat dilihat di penanda 4 di Gambar 1. 

Penanda 5 dan penanda 6 menunjukkan posisi selector untuk menentukan mode operasi DMM. Di tiap posisi selector terdapat beberapa pilihan operasi yang spesifik. Untuk pemilihan dilakukan dengan menggunakan tombol di penanda 1 dan/atau penanda 2 untuk masing-masing DMM. 

 

 

 

Urutan meja praktik

Urutan meja praktik ditentukan oleh instruktur, tetapi pada umumnya kecuali dinyatakan lain maka akan mengikuti pola sebagaimana terlihat di gambar-gambar berikut. Maka masing-masing mahasiswa silakan menuju meja praktiknya sesuai urutan di jadwal.

Di Gambar 1 berikut, letak meja praktik 1 adalah yang posisinya paling dekat dengan pintu masuk ruang Laboratorium Elektronika Daya.

Gambar 1.

Gambar 2.

Gambar 3.

Jika urutan meja di kemudian hari diubah, maka biasanya dilakukan dengan mengaturnya secara terbalik. Meja 5 menjadi meja urutan 1, meja 4 menjadi meja 2, demikian selanjutnya.