Catatan reflashing ESP 01 (ESP8266)

Sebagaimana komponen yang lain, di rumah ada beberapa modul/papan ESP 01 yang sudah tidak tersentuh selama beberapa tahun. Sebagai bagian dari pekerjaan yang lebih besar, bulan ini saya lakukan tinkering untuk melakukan pembaruan firmware di papan-papan tersebut. Selain beberapa hal yang terlupa, ternyata (seperti yang bisa diduga) ada juga sejumlah pembaruan mengenai firmware ESP 01. Berikut ini saya buat catatan agar lebih mudah untuk diulangi dan sebagai bagian dari pustaka bebas di Internet yang bisa diakses banyak orang yang ‘mau dan perlu’.

Gambar 1.

Sebelum reflashing

Sebagaimana layaknya, dengan waktu dan sumber daya yang memungkinkan, perlu dilakukan dokumentasi ‘ before & after ‘. Kali ini software yang dipergunakan adalah CuteCom.

Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.

Pinout

Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.

Firmware

Gambar 8.

Firmware yang dipergunakan di artikel ini adalah Software Development Kit 3.0.5 (SDK 3.0.5).

Note: Espressif has not released a separate version for the 1 MB ESP8285/8266 series of chips, but you can refer to How to Download the Latest Temporary Version of AT Firmware from GitHub and choose to download the 1 MB firmware on the CI (Continuous Integration) of GitHub (Please switch to release/v2.2.0.0_esp8266 branch and download esp8285-1MB-at under the Artifacts page).About Espressif 1 MB firmware.
Gambar 9.

Pada saat artikel ini ditulis salah satu versi yang bisa diunduh (V1.7.5), bisa dilihat di sini. Bisa juga menggunakan “ESP8266 nonOS SDK”  versi v3.0.5. Tampilan di Gambar 8 menunjukkan bahwa yang dipergunakan untuk tinkering ini adalah versi 3.0.5 dan bisa langsung diunduh tautan ini.

Esptool

Saya menggunakan sistem GNU/Linux, berikut sekadar dokumentasi versi GNU/Linux yang sedang dipergunakan saat tinkering ini dilakukan.

[intense_code type=”block”]sunu@sunuMachine:~$ uname -a
Linux sunuMachine 5.4.0-122-generic #138-Ubuntu SMP Wed Jun 22 15:00:31 UTC 2022 x86_64 x86_64 x86_64 GNU/Linux
[/intense_code] [intense_code type=”block”]sunu@sunuMachine:~$ lsb_release -a
No LSB modules are available.
Distributor ID: Linuxmint
Description: Linux Mint 20.3
Release: 20.3
Codename: una
[/intense_code]

Di sistem Linux, cara yang lebih efektif & efisien untuk melakukan flashing ESP* adalah dengan menggunakan esptool. Berikut perintah untuk melakukan instalasi esptool.

[intense_code type=”block”]sudo apt install esptool [/intense_code]

Untuk mengetahui opsi perintah di esptool, dapat langsung menggunakan perintah esptool di terminal seperti di Gambar 10 berikut ini. Untuk format html, mengenai perintah ESP8266 di esptool bisa dilihat di sini

Gambar 10.

Berikut adalah beberapa contoh untuk memeriksa kondisi ESP 01 sebelum melakukan flashing.

[sourcecode] esptool.py –chip esp8266 –port /dev/ttyUSB0 chip_id
esptool.py –chip esp8266 –port /dev/ttyUSB0 flash_id
[/sourcecode]

Berikut beberapa acuan yang bisa dipergunakan untuk melakukan pengaturan flashing dengan esptool.

Gambar 11. ESP8266 Non-OS SDK IoT_Demo Guide
Gambar 12. ESP8266 AT Instruction Set – Espressif Systems
Gambar 13. ESP8266 Non-OS AT Instruction Set – Espressif Systems

Ada beberapa contoh pengaturan yang bisa dicoba, silakan mengacu kembali ke Gambar 11, Gambar 12, dan Gambar 13.

[intense_code type=”block”] esptool.py –chip esp8266 –port /dev/ttyUSB0 write_flash –flash_size 1MB \
0x00000 boot_v1.7.bin \
0x01000 at/512+512/user1.1024.new.2.bin \
0xfb000 blank.bin \
0xfc000 esp_init_data_default_v08.bin \
0xfe000 blank.bin \
0x7e000 blank.bin
[/intense_code] [intense_code type=”block”] esptool.py –chip esp8266 –port /dev/ttyUSB0 write_flash –flash_size 1MB \
0x00000 boot_v1.7.bin \
0x01000 at/512+512/user1.1024.new.2.bin \
0xfb000 blank.bin \
0xfc000 esp_init_data_default_v08.bin \
0xfe000 blank.bin
[/intense_code] [intense_code type=”block”] esptool.py –chip esp8266 –port /dev/ttyUSB0 write_flash –flash_size 1MB \
0x00000 boot_v1.7.bin \
0x01000 at/512+512/user1.1024.new.2.bin \
0xfc000 esp_init_data_default_v08.bin \
0xfe000 blank.bin \
0x7e000 blank.bin
[/intense_code]

Contoh proses dan hasil eksekusi:
[intense_code type=”block”]

sunu@sunuMachine:/media/sunu/Espressif/ESP 01/ESP8266_NONOS_SDK-3.0.5/bin$ esptool.py –chip esp8266 –port /dev/ttyUSB0 write_flash –flash_size 1MB \
> 0x00000 boot_v1.7.bin \
> 0x01000 at/512+512/user1.1024.new.2.bin \
> 0xfb000 blank.bin \
> 0xfc000 esp_init_data_default_v08.bin \
> 0xfe000 blank.bin \
> 0x7e000 blank.bin
esptool.py v3.1
Serial port /dev/ttyUSB0
Connecting….
Chip is ESP8266EX
Features: WiFi
Crystal is 26MHz
MAC: 80:7d:3a:69:73:cc
Uploading stub…
Running stub…
Stub running…
Configuring flash size…
Flash will be erased from 0x00000000 to 0x00000fff…
Flash will be erased from 0x00001000 to 0x00065fff…
Flash will be erased from 0x000fb000 to 0x000fbfff…
Flash will be erased from 0x000fc000 to 0x000fcfff…
Flash will be erased from 0x000fe000 to 0x000fefff…
Flash will be erased from 0x0007e000 to 0x0007efff…
Flash params set to 0x0020
Compressed 4080 bytes to 2936…
Wrote 4080 bytes (2936 compressed) at 0x00000000 in 0.5 seconds (effective 64.4 kbit/s)…
Hash of data verified.
Compressed 413556 bytes to 296998…
Wrote 413556 bytes (296998 compressed) at 0x00001000 in 34.0 seconds (effective 97.2 kbit/s)…
Hash of data verified.
Compressed 4096 bytes to 26…
Wrote 4096 bytes (26 compressed) at 0x000fb000 in 0.3 seconds (effective 130.2 kbit/s)…
Hash of data verified.
Compressed 128 bytes to 75…
Wrote 128 bytes (75 compressed) at 0x000fc000 in 0.0 seconds (effective 33.1 kbit/s)…
Hash of data verified.
Compressed 4096 bytes to 26…
Wrote 4096 bytes (26 compressed) at 0x000fe000 in 0.3 seconds (effective 130.4 kbit/s)…
Hash of data verified.
Compressed 4096 bytes to 26…
Wrote 4096 bytes (26 compressed) at 0x0007e000 in 0.3 seconds (effective 130.4 kbit/s)…
Hash of data verified.

Leaving…
Hard resetting via RTS pin…
[/intense_code]

 

Afterburn

Setelah pembaruan firmware ada beberapa cara untuk memeriksa hasil proses yang sudah dilakukan. Pertama, dengan menggunakan esptool.

[intense_code type=”block”]

sunu@sunuMachine:~$ esptool chip_id
esptool.py v2.8
Found 1 serial ports
Serial port /dev/ttyUSB0
Connecting….
Detecting chip type… ESP8266
Chip is ESP8266EX
Features: WiFi
Crystal is 26MHz
MAC: 80:7d:3a:69:73:cc
Enabling default SPI flash mode…
Chip ID: 0x006973cc
Hard resetting via RTS pin…

sunu@sunuMachine:~$ esptool flash_id
esptool.py v2.8
Found 1 serial ports
Serial port /dev/ttyUSB0
Connecting…
Detecting chip type… ESP8266
Chip is ESP8266EX
Features: WiFi
Crystal is 26MHz
MAC: 80:7d:3a:69:73:cc
Enabling default SPI flash mode…
Manufacturer: 85
Device: 6014
Detected flash size: 1MB
Hard resetting via RTS pin…

[/intense_code]

Berikutnya, dalam mode operasional uji coba firmware baru bisa dilakukan dengan menggunakan Moserial. 

Gambar 14. Moserial.
Gambar 15.

Uji coba sebagaimana ditampilkan di Gambar 15 mempergunakan dua perintah terpisah, AT dan AT+GMR. Perintah yang sama juga bisa dicoba dengan menggunakan ESPlorer sebagaimana di Gambar 16.

Gambar 16. ESPlorer.

Reference Docs:

Arduino ESP8266 WiFi Shield v1.0 WangTongze

[ [ images & links ] ]
[su_panel border=”3px solid #DCD7B7″ radius=”10″]

Gambar 1. Posisi  switch ON [ Klik gambar untuk memperbesar tampilan ]

Gambar 2. Posisi  switch OFF [ Klik gambar untuk memperbesar tampilan ]

[table id=2 /]

Pengaturan switch untuk tiga mode: flashing/reprogramming ESP8266, komunikasi Arduino ⇔ ESP8266 (system run), Arduino programming

1. flashing/reprogramming ESP8266

Konfigurasi untuk pemrograman modul ESP8266  dengan atau tanpa secara fisik terhubung dengan papan Arduino. Memutus jalur komunikasi serial (hardware), OFF di sw1 dan sw2. Posisi ON pada sw3 (DFU: Device Framework Upgrade) dan posisi ON pada sw4 (lampu LED indikator DFU).

[table id=3 /]

Gambar 3.

2. Arduino programming

Konfigurasi untuk pemrograman papan Arduino dengan shield ESP8266 yang masih terhubung secara fisik.

[table id=4 /]

Gambar 4.

3. komunikasi Arduino ⇔ ESP8266 (system run)

Konfigurasi untuk kondisi saat Arduino bekerja dan berkomunikasi melalui serial hardware dengan modul ESP8266.

[table id=5 /]

Gambar 5.

[/su_panel] [su_panel border=”3px solid #FFCC00″ radius=”10″]

Gambar 6. [sumber]

 

Gambar 7.

Gambar 8.

Gambar 9. FTDI FT232RL

Gambar 10. Kondisi tegangan kerja 5 V

Gambar 11. Kondisi tegangan kerja 3.3 V

[/su_panel] [su_panel border=”3px solid #30C0F0″ radius=”10″]

Gambar 12.

Percobaan didahului dengan mengosongkan program pada papan Arduino Uno (Gambar 12). Mengetahui kondisi ESP8266 (Gambar 13), konfigurasi switch mengikuti Gambar 3.

Kondisi peneriksaan semua switch OFF. Kadang-kadang perlu melepas lalu kemudian memasang ulang koneksi kabel USB. Kadang-kadang perlu menekan-tahan tombol reset di shield. Pada beberapa percobaan, penekanan tombol reset saat menunggu jawaban dari papan dapat menggantikan keperluan lepas-pasang koneksi kabel USB. Percobaan berhasil pada tegangan kerja 5 V maupun 3.3 V, dengan penyesuaian pengaturan kabel dari papan FTDI RS232 ke papan WiFi shield  (ESP8266).

Gambar 13.

esptool.py -p /dev/ttyUSB0 flash_id

Perintah penghapusan program di ESP8266, jika diperlukan (Gambar 14), kondisi switch mengikuti Gambar 3.

Gambar 14.

esptool.py -p /dev/ttyUSB0 erase_flash

 

Perintah pengisian firmware program di ESP8266 (Gambar 15), kondisi switch mengikuti Gambar 3.

Gambar 15.

esptool.py write_flash 0x0 ai-thinker-v1.1.1.bin

esptool.py --port /dev/ttyUSB0 write_flash -fm dio 0x00000 ai-thinker-0.9.5.2-115200.bin

Melakukan pemeriksaan kondisi firmware dengan ESPlorer (Gambar 16). Cara yang sama dapat dipakai untuk memberikan perintah AT command.

Kembalikan konfigurasi switch seperti pada Gambar 3 menjadi konfigurasi switch seperti pada Gambar 4.

Gambar 16.

Gambar 17, upload firmware dengan memanfaatkan NodeMCU PyFlasher. Konfigurasi swicth seperti pada Gambar 3.

Gambar 17.

Gambar 18 dan Gambar 19, koneksi ke ESP8266 dengan software moserial, pengaturan switch seperti pada Gambar 4.

Gambar 18.

Gambar 19.

[/su_panel] [su_panel border=”3px solid #FF6666″ radius=”10″]

esptool.py write_flash 0x0 ai-thinker-0.9.5.2-9600.bin

esptool.py -p /dev/ttyUSB0 flash_id

Gambar 20, modifikasi Software Serial untuk pengiriman AT command.

Gambar 20.

#include <SoftwareSerial.h>

SoftwareSerial esp8266(10,11); //RX TX

void setup()
{
  Serial.begin(9600);
  
  Serial.println("Hardware serial: aktif");
  Serial.println("");

  esp8266.begin(9600);
}


void loop()
{
  if (Serial.available() > 0)
  {

    byte b = Serial.read();
    esp8266.write(b);
  }

  if (esp8266.available() > 0)
  {
    
    byte b = esp8266.read();
    Serial.write(b);
  }
}

Gambar 21. Koneksi silang untuk SoftwareSerial Rx ⇒ Tx, Tx ⇒ Rx.

[/su_panel]

 

NodeMCU DEVKIT dan Lua

[ [ images & links ] ]
[su_panel border=”3px solid #FFFF33″ radius=”10″]

pinout.pngGambar 1. NodeMCU [sumber]

https://i-esan.com/wp-content/uploads/2013/06/nodemcu_v2_pin_map.pngGambar 2. [sumber]http://c.tutti.ch/images/esp8266-nodemcu-v3-base-board-protoshield-mit-spannungsregle-6355190634.jpgGambar 3. NodeMCU + Base yang tidak memerlukan tambahan adapter [sumber]

Gambar 4. NodeMCU v0.9 pinout [sumber]

Perbedaan antara v0.9 dan v1.0:

If you are going to purchase a NodeMCU board it’s important to know there are two official versions:

  • NodeMCU v0.9 with ESP-12 module
  • NodeMCU v1.0 with ESP-12E module

The main complain about NodeMCU v0.9 is that while it fits on the breadboard, you can’t use as it takes the full width of the board, while NodeMCU v1.0 is really breadboard-friendly as you can see on the right part of the picture above.

[/su_panel] [su_panel border=”3px solid #CC99FF” radius=”10″]
wget https://github.com/nodemcu/nodemcu-firmware/releases/download/0.9.6-dev_20150704/nodemcu_integer_0.9.6-dev_20150704.bin
$ /home/sunu/.arduino15/packages/esp8266/tools/esptool/0.4.9/esptool -p /dev/ttyUSB0 erase_flash
$ clear; esptool.py --port /dev/ttyUSB0 flash_id

$ reset; esptool.py --port /dev/ttyUSB0 write_flash -fm dio 0x00000 nodemcu_integer_0.9.6-dev_20150704.bin

$ reset; esptool.py --port /dev/ttyUSB0 write_flash 0x00000 nodemcu_integer_0.9.6-dev_20150704.bin

$ reset; esptool.py --port /dev/ttyUSB1 write_flash -fm dio 0x00000 nodemcu_integer_0.9.6-dev_20150704.bin

$ reset; esptool.py --port /dev/ttyUSB0 write_flash 0x00000 nodemcu-master-7-modules-2017-07-03-14-56-15-integer.bin

Gambar 5.

Gambar 6.

Lakukan hardware reset pada nodeMCU DevKit, setelah menekan Connect pada Moserial.

Gambar 7.

Gambar 8.

Gambar 9.

Lakukan hardware reset pada nodeMCU DevKit, setelah menekan Open pada ESplorer.

Gambar 10.

[/su_panel] [su_panel border=”3px solid #CC0066″ radius=”10″]

Gambar 11.

pin = 0
gpio.mode(pin,gpio.OUTPUT)
print("tinker.sunupradna.info")
while 1 do
    gpio.write(pin,gpio.HIGH)
    tmr.delay(100000)
    gpio.write(pin,gpio.LOW)
    tmr.delay(100000)
end

Gambar 12. [ klik gambar untuk memperbesar tampilan ]

~/workspace/LUA/LED_blink $ nodemcu-tool devices
[NodeMCU] Connected Devices | Total: 1
	  |- /dev/ttyUSB0 (Silicon_Labs, usb-Silicon_Labs_CP2102_USB_to_UART_Bridge_Controller_0001-if00-port0)
~/workspace/LUA/LED_blink $ nodemcu-tool --connection-delay 200 -p /dev/ttyUSB0 -b 9600 run blink_led_001.lua 
[NodeMCU-Tool] Connected
[NodeMCU] Version: 0.9.6 | ChipID: 0x74b61 | FlashID: 0x1640e0
~/workspace/LUA/LED_blink $ nodemcu-tool --connection-delay 200 -p /dev/ttyUSB0 -b 9600 upload blink_led_001.lua 
[NodeMCU-Tool] Connected
[NodeMCU] Version: 0.9.6 | ChipID: 0x74b61 | FlashID: 0x1640e0
[NodeMCU-Tool] Uploading "blink_led_001.lua" >> "blink_led_001.lua"...
[NodeMCU-Connector] Transfer-Mode: hex
[NodeMCU-Tool] File Transfer complete!
~/workspace/LUA/LED_blink $ nodemcu-tool init
[NodeMCU-Tool] Creating project based configuration file..
[NodeMCU-Tool] Baudrate in Bit per Seconds, e.g. 9600 (default) (9600) 9600
[NodeMCU-Tool] Serial connection to use, e.g. COM1 or /dev/ttyUSB2 (/dev/ttyUSB0) /dev/ttyUSB0


~/workspace/LUA/LED_blink $ nodemcu-tool run blink.lua
[NodeMCU-Tool] Project based configuration loaded
[NodeMCU-Tool] Connected
[NodeMCU] Version: 0.9.6 | ChipID: 0x74b61 | FlashID: 0x1640e0


~/workspace/LUA/LED_blink $ nodemcu-tool upload init.lua 
[NodeMCU-Tool] Project based configuration loaded
[NodeMCU-Tool] Connected
[NodeMCU] Version: 0.9.6 | ChipID: 0x74b61 | FlashID: 0x1640e0
[NodeMCU-Tool] Uploading "init.lua" >> "init.lua"...
[NodeMCU-Connector] Transfer-Mode: hex
[NodeMCU-Tool] File Transfer complete!

init.lua

--**delay sebelum loop**
--dofile("blink_led_001.lua")

print("tinker.sunupradana.info")
[/su_panel] [su_panel border=”3px solid #999900″ radius=”10″]

Gambar 13.

Gambar 14. [ klik gambar untuk memperbesar tampilan ] [/su_panel] [su_panel border=”3px solid #FF9900″ radius=”10″]

Gambar 15.

NodeMCU, Lua, Arduino IDE
[/su_panel]

 

Mengisi ulang bootloader papan Arduino Uno

Sebelum memulai, pertanyaan yang mungkin timbul adalah mengapat kita perlu mengisi ulang/membakar (burn) bootloader untuk Arduino Uno? Sebelumnya apakah bootloader itu sendiri? Mari mulai dari istilah firmware, secara singkat firmware adalah program yang paling awal diisikan ke sebuah mikrokontroler, program ini bersifat permen (atau tepatnya semi-permanen). Sekali diisikan, program ini tidak mudah untuk diubah seperti program lain. Menurut sumber di Arduino.cc ini, “So named because you couldn’t change it once it had been programmed in the chip.”

Lebih lengkap lagi bisa dipelajari dari sumber ini:

Lalu bagaimanakah bootloader menurut Arduino sendiri ? Jawabannya bisa dibaca di sini:

What’s a bootloader?

Microcontrollers are usually programmed through a programmer unless you have a piece of firmware in your microcontroller that allows installing new firmware without the need of an external programmer. This is called a bootloader.

Not using a bootloader

If you want to use the full program space (flash) of the chip or avoid the bootloader delay, you can burn your sketches using an external programmer.

Secara sederhana bootloader Arduino memudahkan pengguna (programmer) untuk memprogram mikrokontroler di papan sistem. Pengguna tidak perlu hardware programmer lainnya, cukup menggunakan kabel USB (dahulu kabel serial) ke papan sistem Arduino. Kecuali pengguna memilih untuk memprogram tanpa bantuan bootloader.

Kembali ke pertanyaan awal, mengapa perlu mengisi ulang bootloader ? Sekenario yang bisa terjadi adalah karena adanya kerusakan pada bootloader, meskipun kemungkinannya kecil. Kemungkinan lain adalah karena mikrokontroler asli pada papan Arduino mengalami kerusakan. Jika mikrokontroler yang dipergunakan adalah versi DIP. Salah satu penjual di salah satu toko online menjual μC ATmega328P dengan harga kurang dari dua puluh ribu rupiah (di luar ongkos kirim). Bisa juga karena ingin menggunakan μC ATmega328P yang berisi bootloader Arduino di tempat lain, misalnya seperti yang ditulis di link ini dan link ini. Lalu kemungkinan ketiga adalah karena ingin/perlu mengganti bootloader dengan versi lain.

  Bootloader (firmware) untuk Arduino:    <<klik di sini untuk membuka>>
Sekarang dengan menggunakan AVRDUDE dan AVRDUDESS kita melihat kondisi awal (kosong) dari mikrokontroler ATmega328P.

Gambar 1.

Bandingkan dengan kondisi default sebagaimana yang bisa dilihat di sini:

Gambar 2.

Gambar 3.

Pada Gambar 3, untuk mengisi bootloader pilih board yang sesuai dengan papan yang hendak diisi lalu pilih item menu Burn Bootloader. Gambar 4 menunjukkan proses pengisian berlangsung lancar.

Gambar 4.

Gambar 5.

Dapat dilihat di Gambar 5 kondisi fuse bits & lock bits setelah Arduino Nano diisi dengan bootloader, bandingkan dengan kondisi yang terlihat pada Gambar 1.

Gambar 6.

Makna dari konfigurasi bits dapat dilihat pada Gambar 6. Konfigurasi seperti ini dapat dengan lebih mudah diatur dengan bantuan fasilitas yang tersedia secara online, misalnya fusecalc atau Engbedded Atmel AVR® Fuse Calculator. Meskipun fasilitas bantuan seperti ini tidak selalu dapat sepenuhnya menggantikan keperluan untuk membaca datasheet. Bahkan sering kali kita juga perlu belajar dari pemahaman dan pengalaman orang lain yang telah mencoba terlebih dahulu, jadi bukan hanya belajar kepada pegawai dari produsen saja. Sebagai contoh, untuk memahami tentang CKSEL pada Gambar 6, kita bisa membaca di halaman ini. Dalam kutipan berikut bisa diketahui konfigurasi seperti pada Gambar 6, CKSEL=1111 diartikan bahwa frekuensi dapat dipilih berdasarkan nilai crystal antara 8 MHz sampai 16 MHz.

Gambar 7. Uji coba bootloader yang baru diisikan pada Arduino Uno

Sekadar sebagai pembanding cara-cara untuk mengisi bootloader Arduino bisa dibaca di sini: Installing an Arduino Bootloader.

Berikutnya adalah percobaan untuk menggunaakan bootloader Optiboot. Saya akan mencobanya di Arduino Nano dengan ATmega328P 5 V.

Gambar 8. Kondisi awal Arduino Nano ATmega328P

Gambar 9. Lock bits berubah setelah penghapusan isi

Gambar 10. Pengaturan konfigurasi untuk pengisian bootloader

Gambar 11.

Pada Gambar 11, terlihat adanya pesan kesalahan (failed). Meskipun begitu sebenarnya proses pengisian bootloader optiboot telah berhasil. Pesan kesalahan terjadi karena pengaturan efuse (extended fuse) yang sesungghuhnya tidak benar-benar mengakibatkan kesalahan. Solusi dari permasalahan ini adalah pengaturan konfigurasi di boards.txt:

## Optiboot for ATmega328p
## ---------------------------------------------
optiboot32.menu.cpu.atmega328p=ATmega328p
optiboot32.menu.cpu.atmega328p.upload.maximum_size=32256
optiboot32.menu.cpu.atmega328p.upload.maximum_data_size=2048

optiboot32.menu.cpu.atmega328p.bootloader.high_fuses=0xDE
optiboot32.menu.cpu.atmega328p.bootloader.extended_fuses=0xFD
optiboot32.menu.cpu.atmega328p.bootloader.file=optiboot/optiboot_atmega328.hex

optiboot32.menu.cpu.atmega328p.build.mcu=atmega328p

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang masalah ini silakan baca: <<klik di sini untuk membuka>>

Gambar 12. Pengisian bootloader dengan USBasp, AVRDUDE dan AVRDUDESS

Gambar 13.

Gambar 13 menunjukkan proses bootloader burning setelah perbaikan boards.txt, tidak ada pesan kesalahan sama sekali; bandingkan dengan Gambar 11.

Gambar 14. Pengisian program menggunakan bootloader Arduino otiboot melalui ttyUSB0

Gambar 15. Upload program Arduino melalui USB port (ttyUSB0)